Bukan Sekadar Ilmu Agama: Program Life Skill Pesantren Menuju Kemandirian Ekonomi

Pesantren modern saat ini tengah bertransformasi menjadi pusat pendidikan yang holistik, tidak hanya mencetak ahli agama, tetapi juga entrepreneur yang mandiri secara ekonomi. Pergeseran fokus ini diwujudkan melalui Program Life Skill yang terintegrasi secara ketat dalam Model Kurikulum Pesantren. Program Life Skill ini mengajarkan keterampilan praktis yang relevan dengan pasar kerja modern, memastikan bahwa lulusan pesantren tidak hanya menguasai kitab kuning, tetapi juga siap bersaing, menciptakan lapangan kerja, dan mencapai kemandirian finansial. Integrasi antara nilai-nilai agama yang kuat dan keterampilan hidup praktis ini menghasilkan Santri Multitalenta yang dibutuhkan oleh Indonesia masa depan.

Kunci keberhasilan Program Life Skill ini adalah pendekatannya yang sangat terapan. Alih-alih hanya teori, pesantren mendirikan unit-unit bisnis atau workshop di dalam lingkungan asrama. Contohnya termasuk bengkel las, Pesantren Agripreneur (budidaya ikan atau sayuran hidroponik), digital printing, atau toko kue santri. Santri diwajibkan mengikuti pelatihan workshop ini selama minimal dua jam per minggu, biasanya setiap Rabu sore. Pelatihan dipimpin oleh Instruktur Profesional Kejuruan yang didatangkan dari lembaga pelatihan resmi yang bekerja sama dengan pesantren sejak September 2023.

Program keterampilan ini diselenggarakan dalam konteks etika Islam. Santri diajarkan Memadukan Fiqih dan praktik bisnis, memastikan bahwa semua operasi komersial—mulai dari modal, pembagian keuntungan, hingga kualitas produk—mematuhi prinsip muamalah syariah. Misalnya, saat mengelola unit Agripreneur, santri belajar teknik budidaya modern (ilmu dunia) sambil memastikan kejujuran dalam timbangan dan transparansi keuangan (ilmu akhirat). Keterampilan ini juga didukung oleh Program Latihan Dasar Kepemimpinan, yang menumbuhkan tanggung jawab dan kemampuan Manajemen Organisasi ala Pesantren dalam skala bisnis kecil.

Lebih dari sekadar keterampilan teknis, Program Life Skill juga mencakup kemampuan yang sering disebut soft skill atau keterampilan life management. Ini termasuk manajemen waktu yang diajarkan melalui Belajar Disiplin harian yang ketat (seperti menepati waktu salat dan Sistem Muroja’ah Intensif), serta keterampilan komunikasi dan negosiasi yang diasah melalui kegiatan Debat dan Pidato Internasional. Semua kegiatan di Asrama sebagai Laboratorium Hidup diarahkan untuk membentuk individu yang mandiri; santri diwajibkan mencuci pakaian sendiri, menjaga kebersihan kamar, dan mengurus keperluan pribadi, yang merupakan fondasi life skill paling mendasar.

Secara keseluruhan, Program Life Skill telah menjadi pilar penting yang mengubah wajah pendidikan pesantren. Dengan berinvestasi pada keterampilan teknis, soft skill, dan etika bisnis Islam, pesantren modern berhasil membekali lulusan mereka dengan Jalur Beasiswa Langit ke dunia kerja profesional atau kemampuan untuk menjadi job creator, bukan hanya job seeker, menjamin kemandirian ekonomi umat di masa depan.